banner 325x300
Berita

Pasutri Paruh Baya yang Tinggal di Gubuk Kecil Harap Bertemu Bupati Cianjur

×

Pasutri Paruh Baya yang Tinggal di Gubuk Kecil Harap Bertemu Bupati Cianjur

Sebarkan artikel ini
Pasutri Paruh Baya yang Tinggal di Gubuk Kecil Harap Bertemu Bupati Cianjur
Nana Sumarna (70) duduk di gubuk kecil berukuran 2×3 meter di Kampung Tegalega, RT 02/RW 07 Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur. (Foto: Istimewa)

CIANJURUPDATE.COM – Nana Sumarna (70) dan suaminya, Yaya Suharya (64), pasangan suami istri (pasutri) paruh baya yang tinggal di gubuk kecil berukuran 2×3 meter di Kampung Tegalega, RT 02/RW 07 Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur, berharap untuk bertemu dengan Bupati Cianjur, H Herman Suherman.

Mereka berharap dapat berdiskusi langsung dengan orang nomor satu di Cianjur ini guna memperoleh bantuan dalam menghadapi kondisi hidup yang penuh tantangan.

banner 325x300

Nana Sumarna mengungkapkan keinginannya untuk berbicara langsung dengan Bupati Cianjur sudah lama terpendam, dengan harapan dapat berbagi kisah kehidupannya yang menyayat hati.

BACA JUGA: Kisah Pilu Pasutri Paruh Baya di Cianjur Tinggal di Gubuk Kecil Tanpa Penerangan

“Sudah lama saya ingin bertemu dengan Bupati Cianjur untuk mengungkapkan situasi kami yang sulit ini,” ujar Nana Sumarna, Senin (15/4/2024), dengan wajah penuh rasa malu.

Dia menambahkan bahwa pertemuan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi kehidupan mereka.

“Kami ingin berbicara dengan beliau agar bisa mendapatkan bantuan, terutama renovasi rumah dan bantuan sembako,” ungkapnya.

BACA JUGA: Tragedi Gantung Diri di Cianjur: Pria Paruh Baya Tewas

Meskipun Bupati Cianjur pernah mengunjungi daerah mereka sebelumnya, sayangnya pada saat itu Nana sedang dalam kondisi tidak sehat sehingga tidak dapat bertemu langsung dengan beliau.

“Bupati pernah datang ke sini, tapi sayangnya saya sedang tidak enak badan. Semoga kali ini kami bisa bertemu dan beliau bisa memahami kondisi kami,” tambahnya.

Sebelumnya, pasutri paruh baya bernama Nana Sumarna dan Yaya Suharya terpaksa tinggal di gubuk sederhana tersebut selama tiga bulan terakhir di Cianjur.

BACA JUGA: Pencarian Wanita Paruh Baya yang Hilang di Sungai Cisokan Dihentikan

Mereka menghadapi kesulitan ekonomi yang memaksa mereka untuk menahan lapar, terutama ketika stok beras mereka habis.

Gubuk tersebut, terbuat dari kayu bekas dan kenteng dengan atap terpal yang sudah berlubang, hanya sedikit lebih nyaman daripada berada di tanah lapang.

banner 325x300
Editor: Afsal Muhammad
banner 325x300

Tinggalkan Balasan