Ipung mengatakan, penjualan makin menurun hingga 60 persen, sejak H-3. Keuntungan pun, lanjut Ipung, memang sengaja tak ambil banyak. Karena yang terpenting bisa berjualan dan momen Lebaran jadi makin bermakna jika ada ketupat d atas meja.
"Saya jual per 10 kulit ketupat seharga Rp10.000 jadi harga satu kulit ketupat hanya Rp1.000, keuntungan hanya Rp500 saja," ucapnya.
Senada, pedagang musiman lainnya, yaitu Hendra (34). Ia mengaku sudah sejak dua tahun lalu berjualan kulit ketupat Lebaran. Sebab, secara omzet sendiri menurutnya sangat menggiuarkan, akan tetapi pada saat ini malah menurun hingga drastis.
"Sekarang mah kang sedikit yang beli. Per kulit ketupat saya jual Rp1.000. Kadang-kadang kalau lagi rame, omzet bisa sampe Rp800 ribu. Sekarang cuma laku sekitar 200 kulit ketupat aja," ungkapnya.
Kondisi yang sama terjadi di Pasar Induk Cianjur (PIC) Pasirhayam. Meskipun pedagang kulit ketupat ramai di berbagai sudut pasar, namun pembeli tidak banyak yang membeli.
Salah seorang pedagang kulit ketupat, Dadan (31) mengatakan, sangat sulit berjualan di tahun ini, karena pembeli sepi sedangkan penjual banyak.
"Banyak yang nganggur kang, jadi banyak yang ikut peruntungan jualan kulit ketupat. Makanya persaingan makin banyak, mungkin demi anak istri biar bisa makan," imbuh Dadan.
Ia juga mengatakan, bahwa tahun ini lebih sepi, bukan karena menurutnya jumlah pembeli, namun meningkatnya jumlah penjual yang terkena dampak Covid-19.