Toko Baju "Cimol" Cianjur Tetap Bertahan di Tengah Larangan Impor, Berharap Ada Solusi dari Pemerintah

- Jumat, 31 Maret 2023 | 20:36 WIB
Penjualan pakaian bekas atau baju Cimol di Kabupaten Cianjur yang mempertahankan bisnis mereka meski ada larangan impor, berharap ada solusi dari pemerintah. (cianjurtoday.com/Hasan )
Penjualan pakaian bekas atau baju Cimol di Kabupaten Cianjur yang mempertahankan bisnis mereka meski ada larangan impor, berharap ada solusi dari pemerintah. (cianjurtoday.com/Hasan )

CIANJURTODAY.COM - Meskipun pemerintah telah melarang impor barang bekas dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 18 Tahun 2022, toko-toko di kawasan Pasar Muka Kabupaten Cianjur masih beroperasi dengan menjual pakaian bekas atau yang biasa dikenal dengan sebutan "Baju Cimol".

Peraturan tersebut melarang impor barang bekas, seperti kantong bekas, karung bekas, dan pakaian bekas.

Namun, dalam patroli yang pernah dilakukan oleh pihak kepolisian, toko-toko di Ramayana Cianjur tetap ditemukan menjual barang-barang tersebut.

Baca Juga: Maknyus! Penjual Kolak Pisang di Kabupaten Cianjur Raup Omset Tinggi Selama Ramadhan

Adung, seorang pedagang baju Cimol yang berusia 31 tahun, mengatakan bahwa mereka tetap membuka toko karena tidak ada solusi dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Terlebih lagi, sekarang bulan puasa menuju lebaran, dan pendapatan mereka hanya bergantung dari penjualan baju cimol.

"Saya mendengar bahwa di Gedebage, Bandung, sudah ada toko yang tutup. Sekarang, sulit untuk mendapatkan stok barang, mungkin karena sudah tutup, impor juga tidak ada lagi," ujar Adung.

Baca Juga: Dijamin Berkesan! Kampung Budaya Pandan Wangi jadi Destinasi Ngabuburit Favorit di Kabupaten Cianjur

Adung juga menjelaskan manfaat dari baju cimol, selain memiliki kualitas yang baik dan merek terkenal, harganya juga lebih terjangkau.

Oleh karena itu, ketika menuju lebaran, pelanggan pasti akan meningkat. Menurutnya, bulan ini seharusnya menjadi momen untuk menghasilkan pendapatan.

"Jika pemerintah memaksa untuk menutup toko kami, itu sama saja dengan menutup sumber penghasilan orang lain. Kami berharap ada solusi yang tepat dari pemerintah untuk masalah ini," pungkas Adung.***

Editor: Indra Arfiandi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X