CIANJURTODAY.COM - Generasi yang produktif merupakan impian semua negara. Kehadirannya bisa mengubah peradaban ke arah yang gemilang. Hasilnya, rakyat bisa merasakan kesejahteraan dan ketenangan hidup. Namun, bisakah kondisi demikian terjadi di sistem demokrasi?
Fakta menunjukkan di daerah Kediri, Jawa Timur sebanyak 569 anak mengajukan dispensasi nikah kepada pihak sekolah. Menurut Ibu Imas Masruroh selaku salah satu tokoh di Cirebon dalam acara Ngariung Berkah menuturkan kejadian dispensasi nikah yang berawal di daerah Probolinggo, ternyata menyebar ke daerah lainnya, seperti Bandung, Cianjur, dan lainnya. Tentu ini menjadi perhatian banyak pihak, mengapa banyak sekali anak yang mengajukan dispensasi nikah?
Baca Juga: 'Dakwah to School' Komunitas Kawan Ukhuwah, Cetak Generasi Pecinta Dakwah
Menurut beliau, kejadian tersebut menjadi cerminan bahwa generasi sudah semakin rusak. Banyak faktor yang mempengaruhinya, bisa dari internal ataupun eksternal.
Faktor internal bisa berasal dari pribadi dan keluarga. Individu bisa diakibatkan dari kekuatan akidah yang kurang. Sehingga mudah terpengaruh pada konten-konten yang negatif atau lingkungan yang hedonis. Belum lagi, dari pihak keluarga yang kurang memberikan perhatian dan kasih sayangnya. Sehingga, anak menjadi pribadi yang pendiam, dan broken home.
Baca Juga: Dongkrak Minat Generasi Muda, DPD PPSI Gelar Pasanggiri Virtual 2021
Faktor eksternal bisa bermula dari lingkungan sekolah dan masyarakat. Dimana pihak sekolah tidak sepenuhnya memberikan pelajaran adab dan akhlak setiap hari, tetapi hanya sekali dalam seminggu. Tak heran, output peserta didik tidak mencerminkan kepribadian yang berbudi luhur.
Belum lagi pihak masyarakat yang enggan saling menasehati, lebih memilih bersikap apatis dan pragmatisme. Sehingga, generasi dibiarkan berbuat sesuka hati, selama tidak melanggar norma yang berlaku. Hasilnya, generasi semakin hedonis dan sekuler.
Baca Juga: Sebar Berita Tanpa Disaring, Generasi Baby Boomer jadi 'Penyumbang' Hoaks
Penyebab dan Solusinya
Kerusakan generasi muda yang terus berlangsung secara massif akan memunculkan ancaman besar terhadap eksistensi umat. Sebab, generasi muda ini kelak akan menjadi pemimpin umat, pembaru dan agen perubahan (agent of change) yang akan mengantarkan umat sebagai umat terbaik bagi dunia.
Penyebabnya tak lain adanya pengadopsian pemikiran dan budaya Barat yang merasuki akal dan jiwa generasi muslim. Salah satunya, ide kebebasan berekspresi menjadikan generasi muslim berprinsip “hidup ya semau gue“. Ada lagi, gaya hidup hedonistik yang serba boleh, kian menggejala. Interaksi laki-laki dan perempuan tidak terjaga, mereka bebas berduaan dimanapun. Bercampur baur tak terbatas di tempat manapun, sehingga pergaulan pun semakin bebas.
Baca Juga: Langkah-langkah Islam dalam Mengatasi Bencana
Lantas, cukupkah hanya berdiam diri saja? Tentu tidak. Generasi muda muslim harus diingatkan kembali akan identitasnya yang sebenarnya. Yaitu, menjadi garda terdepan dalam perubahan suatu bangsa. Maka, menurut Ibu Nurul Husna selaku pemerhati remaja dan aktivis dakwah bahwa dalam Islam penguasa akan berperan aktif untuk menyelesaikannya dengan memperbaharui beberapa hal, yaitu.
Pertama, pengaturan sistem ekonomi. Masalah ekonomi, Islam mewajibkan Negara wajib menyediakan lapangan kerja yang luas agar para kepala keluarga dapat bekerja dan memberikan nafkah untuk keluarganya. Negara pun wajib mendistribusikan seluruh hasil kekayaan milik umat untuk kesejahteraan warga negara, baik untuk mencukupi kebutuhan pokok individu (pangan, papan, dan sandang) maupun kebutuhan dasar kolektif (kesehatan, pendidikan, dan jaminan keamanan.
Artikel Terkait
Cobain Segarnya Suor dari Mr Ebood Cianjur, Minuman Favorit Generasi Milenial
Sebar Berita Tanpa Disaring, Generasi Baby Boomer jadi 'Penyumbang' Hoaks
Dongkrak Minat Generasi Muda, DPD PPSI Gelar Pasanggiri Virtual 2021
'Dakwah to School' Komunitas Kawan Ukhuwah, Cetak Generasi Pecinta Dakwah
Berikut 27 Link Twibbon Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H Terbaru
Tahun Baru Islam, Kodim 0608 Cianjur Gelar Doa Bersama Demi Kelancaran TMMD ke-114
Peringati Tahun Baru Islam, Irmas Mulyasari dan GUM Gelar Pawai Obor
Langkah-langkah Islam dalam Mengatasi Bencana