Perlu Perubahan, Sekolah Bisa Jadi Sebagai Pusat Edukasi dan Riset Pelajar

- Sabtu, 5 Juni 2021 | 08:00 WIB

CIANJURTODAY.COM - Dunia pendidikan di Indonesia perlu mendapat perhatian lebih, seperti menjadikan sekolah sebagai pusat edukasi dan riset bagi pelajar. Selama ini, para pelajar hanya dituntut untuk menyelesaikan kurikulum yang ada tanpa menciptakan sesuatu yang bernilai edukasi, contohnya karya tulis atau inovasi teknologi pembaharu.

Pelajar sebagai tonggak generasi penerus bangsa perlu dilatih untuk mencari jati diri, memahami bakat dan minat buka semata-mata menciptakan keterampilan. Namun, sebagai motivasi agar berani menciptakan gagasan dan inovasi. Tentunya, keterlibatan guru sangat diperlukan untuk mewujudkan hal ini.

Menjadikan sekolah sebagai pusat edukasi dan riset bagi pelajar, bisa dimulai dengan menciptakan suasana belajar yang lebih luas. Selain memberikan pelajaran yang ada di dalam buku dan kurikulum, bisa dengan merangsang pemikiran para pelajar agar bisa mengungkapkan gagasan. Dengan mengungkapkan, gagasan pelajar dilatih memahami pelajaran menurut versinya masing-masing.

Pelajar Sebagai Aktor Riset Sekolah

Hal ini tidak bisa diciptakan secara instan. Pelajar perlu dilatih membaca situasi, lingkungan, dan isu yang terjadi di daerahnya. Minimal, sekitar tempat tinggalnya. Dengan menyelaraskan pelajaran yang diberikan dan situasi lingkungan, bisa menstimulasi pemikiran pelajar agar kritis dan berani mengungkapkan ide.

Banyak cara agar pelajar bisa mengungkapkan idenya. Salah satunya dengan membuat sebuah karya tulis. Itu sebabnya, kemampuan literasi-baca tulis siswa perlu ditingkatkan dengan intensif. Dibantu oleh para guru, pelajar bisa membuat riset kecil-kecilan soal pelajaran yang ada dengan keadaan di lingkungannya.

Sebagai contoh, pelajar mempelajari soal Antropologi. Tentu, setelah mempelajari salah satu bab, misalnya soal Cultural Shock, guru bisa mengajak pelajar melakukan riset di sekitar tempat tinggalnya. Mengamati bagaimana pendatang bisa merasakan Cultural Shock karena berbeda kebiasaan.

Riset bisa dilakukan dengan wawancara ringan, atau pun pengamatan mendalam. Setelah itu, pelajar diajak untuk menyusunnya dalam sebuah karya tulis. Metode ini pun bisa membuat pelajar bersosialisasi dengan masyarakat sehingga memunculkan jiwa toleran dan simpati terhadap sesama. Jika metode ini bisa dilakukan, sekolah bisa dijadikan pusat edukasi dan riset bagi para pelajar agar berkembang.

Halaman:

Editor: Afsal Muhammad

Terkini

Jadi Jurnalis Itu Kece, Tapi Gampang-gampang Susah Tahu!

Selasa, 28 Februari 2023 | 20:08 WIB

Mangkuk Ayam Jago, Legenda Peralatan Dapur di Asia

Minggu, 26 Februari 2023 | 11:24 WIB

Peran Negara dalam Menjamin Kehalalan Produk

Sabtu, 4 Februari 2023 | 12:14 WIB

Generasi Islam, Generasi Pemimpin Peradaban

Sabtu, 4 Februari 2023 | 12:08 WIB

Kognisi yang Diperluas Pada Pendidikan Kontemporer

Sabtu, 7 Januari 2023 | 23:32 WIB

Langkah-langkah Islam dalam Mengatasi Bencana

Selasa, 6 Desember 2022 | 13:33 WIB

ALLPACK Indonesia 2022 Mendorong Inovasi Kemasan UMKM

Senin, 31 Oktober 2022 | 11:58 WIB
X